Gus Yahya Skak Jusuf Kalla: Ada Tokoh Disokong Uang dan Perlindungan

  • Whatsapp

JAKARTA – Pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK soal adanya kekosongan kepemimpinan umat Islam lantaran munculnya fenomena Habib Rizieq Syihab menjadi perhatian nasional. Kekosongan kepemimpinan umat Islam membuat umat mencari pemimpin alternatif yaitu Habib Rizieq. Katib Aam Syuriah PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya skak JK soal ucapan tersebut.

Menurut tokoh teras NU itu, kondisi yang terjadi malah 180 derajat, malah ada tokoh yang bernafsu meraih kekuasaan dengan bungkus eksploitasi Islam dengan sokongan uang dan perlindungan dari kaum elite. Lho kok bisa ya Gus Yahya skak JK ya?

Katib Aam PBNU itu menguji keresahan JK kekosongan kepemimpinan umat Islam sehingga umat yang sedang mencari alternatif kemudian menemukannya pada sosok Habib Rizieq. Menurutnya yang terjadi malah kebalikannya.

“Justru sebaliknya. Ada tokoh yang ingin meraih posisi kepemimpinan sosial-politik dengan mengeksploitasi Islam, menggencarkan agitasi politik identitas atas nama Islam untuk menggalang dukungan dan menyerang pihak mana pun yang dianggap lawan,” katanya.

Tokoh semacam ini, tulis KH Yaqut, kemudian disokong pula oleh sementara kalangan elit dengan bermacam sumberdaya, termasuk uang dan perlindungan. Pihak-pihak dari kalangan elit tersebut sebenarnya tidak punya motivasi untuk ‘memperjuangkan kepentingan Islam’, bahkan tidak perduli sama sekali.

“Mereka hanya ikut menangguk keuntungan dari agitasi yang mengeksploitasi Islam itu dalam berbagai cara. Misalnya, karena yang diserang adalah lawan yang sama,” tulis KH Yahya dalam keterangannya di Instagram,Selasa (24/11/2020)

KH Yaqut mengatakan dalam kondisi ini umat Islam yang terseret dalam arus eksploitasi agama itu adalah korban seruan-seruan palsu.Tokoh NU asal Rembang ini mengakui umat Islam memang punya keluhan-keluhan yang legitimate menyangkut nasib ekonomi, sosial dan politik. Misalnya, menyangkut ketimpangan ekonomi, hegemoni politik elit, korupsi, dan sebagainya. Tetapi membungkus tuntutan-tuntutan ekonomi dan politik dalam absolutisme identitas agama adalah penyesatan. Karena jelas bahwa masalah yang ada bukan masalah identitas agama

“Permainan politik semacam ini berbahaya bagi negara. Menimbulkan keresahan yang berpotensi meluas. Mengerdilkan kecerdasan politik masyarakat. Mempermainkan agama untuk kepentingan duniawi,”kata dia.

Dalam paparannya, JK nampak memuji-muji Habib Rizieq. Dia juga mengatakan kalau Habib Rizieq muncul karena ada kekosongan kepemimpinan yang mampu menyerap aspirasi masyarakat.

Menurut dia, aspirasi dan unek-unek para pendukung ini tak tertampung dengan baik oleh pemimpin, partai politik atau wakil rakyat yang ada di DPR.

“Ini menurut saya karena ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas,” kata JK di dalam diskusi bertajuk Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat, secara virtual, disitat Kompas TV, Senin 23 November 2020.

“Adanya kekosongan itu, begitu ada pemimpin yang kharismatik, katakanlah kharismatik begitu, ada yang berani memberikan alternatif, maka orang mendukungnya. Ini berarti masalah Habib Rizieq itu menjadi satu indikator bahwa ada proses yang perlu diperbaiki dalam sisi demokrasi kita,” katanya lagi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, menurut JK, sangat penting untuk dievaluasi dan dipelajari, khususnya bagi partai-partai Islam, termasuk PKS. Jika tidak dievaluasi dan dipelajari, akan menimbulkan masalah baru dalam sistem demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia.

“Jangan sampai kita kembali lagi ke demokrasi jalanan. Ini bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilih tidak memerhatikan aspirasi seperti itu,” katanya.(Red/Hops)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *