MEDAN – Humas SMA Negeri I Medan, Sormin berujar rasis dan terkesan melecahkan salah satu ras yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ditemui di kantornya beberapa waktu yang lalu, Sormin menyebutkan sistem rayonisasi mengakibatkan SMA Negeri I Medan sudah tidak lagi sebagai sekolah elite, karena hampir 50 persen siswanya berasal dari kalangan ekonomi kurang mampu yang beretnis Tamil.
” Namanya saja sudah Kampung keling,’ sebutnya sambil tertawa kepada sejumlah wartawan.
Masih kata Sormin, kondisi ini membuat pihaknya makin kewalahan dalam mengatur keuangan sekolah.
Masalahnya, hampir 100 persen dari etnis Tamil tidak menbayar uang komite sekolah.
” Celakanya, kendati tidak menbayar uang komite sekolah tetap juga belajar di ruangan ber-AC,” keluhnya seraya memukul jidatnya.
Yang lebih parah lagi, lanjutnya, tak sedikit juga yang masih dalam kondisi mabuk datang ke sekolah.
” Ah, pusing, lah…,” pungkasnya.
Terkait dengan pernyataan Humas SMA Negeri I Medan, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menyayangkan adanya pernyataan tersebut.
” Jika itu memang benar patut kita sayangkan. Dan biarkan diselesaikan secara internal. Kan yang bersangkutan punya pimpinan. Biar pimpinan di sekolah yang menyelesaikannya…,” Jawab Arist Merdeka Sirait via ponsel, Sabtu (19-02-2021).
Hal senada juga dikatakan Anggota DPR RI, dr Sofyan Tan Anggota Komisi IX DPR RI membidangi pendidikan.” Saya tunggu perkembangannya,” tegasnya. (Red)