Pangulu Nagori Marubun Bayu Sodorkan Amplop Saat Hendak Dikonfirmasi

  • Whatsapp

SIMALUNGUN – Guna mengawal dan mengawasi kinerja para Aparatur Pemerintah dan aparat satuan kerja lainnya, serta sebagai kontrol Sosial, keberadaan Wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat dibutuhkan.

Kedua elemen tersebut tidak bisa dipisahkan. Karena, terbukti dari banyaknya kasus yang ada mampu di ungkap ke publik seperti, tindak pidana korupsi.

Read More

Hanya saja, keberadaan dari kedua elemen tersebut sering kali tidak dihargai dan selalu terjadi pelecehan oleh para oknum.

Seperti yang terjadi di Nagori Marubun Bayu, Kec.Tanah Jawa, Kab.Simalungun. Selasa (14/09/2021)

Dari beberapa Wartawan yang bermaksud menemui Pangulu (Kades) Henri Manik, untuk konfirmasi terkait adanya informasi, bahwa adanya dugaan korupsi terkait penggunaan dana desa.

Hal ini didasarkan, adanya pengakuan dari salah seorang nara sumber yang dapat dipercaya kepada awak media. Namun informasi tersebut langsung ditepis oleh salah seorang perangkat desa dikantor, “Pangulu belum masuk kantor bang, kalau mau ditungu – ya ditunggu ja,”ujar perangkat desa tersebut,padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 wib.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat para jurnalis tetap sabar menunggu hingga waktu menunjukkan pukul 10.30 wib, namun sang Pangulu belum juga datang kekantor

Ketika jurnalis mengatakan kepada salah seorang perangkat desa untuk menghubungi Pangulu selang beberapa menit kemudian perangkat desa pun menghampiri para jurnalistik serta mengatakan ” Ini titipan Pangulu bang, pangulu tidak dapat masuk kantor,” ucapnya, serba tidak memeberikan alasan yang jelas kepada awak media.

Spontan, Wartawan yang merasa dilecehkan, menolak pemberian perangkat desa tersebut, seraya mengatakan, “Kami bukan datang minta uang bu, tujuan kami kesini untuk konfirmasi kepada bapak pangulu,” tegasnya.

Wartawan bukan pengemis. “Saya akan menindaklanjuti dan melaporkan persoalan ini kepada Bupati Simalungun,” kata salah seorang awak media.

“kami biar cuma Wartawan, tapi masih mampu dan bisa makan tanpa amplop,” tandas dia.

Seharusnya, selaku Pimpinan di Nagori harus bisa saling menghargai, saling melindungi dan saling menghormati, bukan dengan cara seperti ini, yang dengan sengaja menilai para Wartawan dengan uang, pungkasnya. (Antoni)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *