JAKARTA – WHO merekomendasikan orang dengan penerima vaksin dengan jenis virus yang dimatikan agar segera menerima vaksin booster seperti vaksin Sinovac dan Sinophram asal China.
Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/12/2021), rekomendasi tersebut muncul setelah Kelompok Ahli Penasihat Strategis pada Imunisasi (SAGE), mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi vaksin booster COVID-19.
Ketua SAGE, Alejandro Cravioto mengatakan vaksin memberikan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah, setidaknya selama enam bulan.
Namun, data juga menunjukkan kekebalan berkurang terhadap orang dewasa yang lebih tua dengan penyakit parah, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan.
“Kami mendukung pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang bermasalah kesehatan atau orang yang menerima vaksin inaktif,” katanya.
Dikutip dari laman resmi United Nation, Sabtu (11/12/2021), WHO menuliskan orang berusia 60 dan lebih tua yang menerima vaksin Sinovac dan Sinopharm harus mendapatkan dosis ketiga meskipun penggunaan vaksin lain juga dapat dipertimbangkan.
“Ketika menerapkan rekomendasi ini, negara-negara harus bertujuan untuk memaksimalkan cakupan 2 dosis pada populasi, dan setelah itu memberikan dosis ketiga, mulai dari kelompok usia tertua,”ucap mereka.
Saat ini sudah banyak negara telah meluncurkan program vaksinasi booster untuk orang tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan. Bahkan, sejumlah negara memperluas vaksinasi seiring kekhawatiran varian Omicron yang lebih menular.
Meski begitu, WHO telah mengingatkan pemberian vaksin dosis pertama harus menjadi prioritas dibandingkan booster, mengingat capaian vaksinasi di sebagian besar negara berkembang masih rendah.
Direktur Departemen Imunisasi WHO, Kate O’Brien mengatakan vaksin Covid-19 memberikan perlindungan tambahan selama enam bulan setelah dosis terakhir, dengan beberapa pengurangan perlindungan dalam jumlah kecil, sedang.
Pada Oktober, Badan PBB mengatakan orang di atas 60 tahun yang menerima suntikan Sinopharm dan Sinovac harus mendapatkan dosis booster. Sementara, Crabioto mengatakan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson masih efektif. Namun, data dari uji klinis perusahaan yang menggunakan dua dosis menunjukkan manfaat lebih lanjut.
Beberapa negara termasuk Turki, Uni Emirat Arab dan Thailand telah memberikan suntikan booster kepada mereka yang disuntik dengan vaksin Tiongkok. Langkah ini menyusul kekhawatiran vaksin tidak efektif terhadap varian virus corona yang lebih menular.
(Red/detik.com)