MEDAN – Hatinya mudah tergugah, batinnya gampang terketuk, jiwa sosialnya tersemangatkan manakala melihat keadaan yang memprihatinkan dan membutuhkan bantuan untuk segera mengulurkan tangan.
Kata-kata di atas tepatlah untuk Pimpinan Carnegie School dan Kampus ITBC Bapak Stiven Wijaya dalam kegiatan sosial yang kerap kali ia lakukan.
Moment berbuka puasa pada senin, 18 April 2022 beliau gelar dengan mengundang 100 anak yatim sebagai wujud peduli kasih terhadap sesama di kampus tersebut.
“Semata-semata acara berbuka puasa ini dilakukan untuk memupuk rasa kebhinekaan. Selain itu pula ada beasiswa 100% yang disiapkan untuk anak yatim berprestasi agar bisa melanjutkan ke kampus ITBC,”ucap Stiven Wijaya,Senin (18/4/2022)
Sebagai seorang pemimpin Stiven Wijaya telah mencontohkan keteladanan yang luar biasa terhadap guru dan stafnya.
Ia selalu mengajak para bawahannya untuk tetap positif thingking, belajar dan terus belajar untuk mencapai puncak dan kebijaksanaan diri.
Acara buka bersama dihadiri juga Bapak Rudy Hermanto Anggota DPRD Sumut, Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan yang sangat mengapresiasi sekali kegiatan positif ini.
Kegiatan ditutup dengan performa Ustadz Miftah Cool yang membawakan tema “Ramadhan Bulan Cinta”.
Sang Ustadz mengutip sebuah pernyataan dari Stephen Kendrick seorang penulis film The Dare Love 2008, “The only way love can a lifetime is if it unconditional.(Satu-satunya jalan cinta supaya tetap bisa bertahan seumur hidup adalah dengan mencintai tanpa syarat).
Ustadz Miftah menyampaikan bahwa buka bersama kali ini adalah buka bersama kebhinekaan di mana audiens diajarkan bagaimana agar supaya terus menerus memupuk rasa Bhinekaisme, Pancasilaisme, toleransi sehingga mereka tidak alergi dengan perbedaan, tidak pusing dengan sesuatu yang tidak dikehendaki tapi menerima itu sebagai bagian dari sunnatullah atau hukum alam yang harus kita terima dengan legowo.
“Tuhan memiliki satu sifat yakni tidak butuh makan dan tidak butuh minum. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitabnya Al-Bujairimi Alal Khatib.
Ketika manusia tak makan tak minum, manusia akan lemah sedangkan Tuhan tidak memiliki kelemahan itu,”ucap Ustadz Miftah.
Sambung Ustadz Miftah, menjadikan puasa menghilangkan rasa sombong di dalam diri kita sebagai penempaan dari Tuhan secara natural.
Acara ditutup dengan makan malam bersama.
(Redaksi)