Ribuan Hektar Lahan Pertanian di Sleman Gagal Tanam

  • Whatsapp

Foto :  Ilustrasi Petani

 

SLEMAN—Musim hujan yang sempat menghilang di DIY berpengaruh terhadap aktivitas pertanian di Sleman.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, di awal musim penghujan atau akhir 2023 ada target penanaman padi seluas 16.000 hektar.

Namun demikian, hingga awal 2024 jumlah tersebut belum terealisasi.

Hal ini dikarenakan luas tanam yang terealisasi baru sekitar 8.500 hektare. Adapun sisanya sebanyak 7.500 hektare belum bisa ditanam.

Permasalahan ini diduga karena kekurangan air untuk perawatan.Terlebih lagi, hujan sempat menghilang di wilayah Sleman sehingga berpengaruh terhadap proses penanaman.

“Jadi mundur, padahal sudah ada yang membuat benih yang disemai. Tapi, tidak jadi ditanam karena kekurangan air,” katanya kepada wartawan, Kamis (4/1/2024).

Menurut Siti, sudah ada pemantauan dan mundurnya masa tana mini terjadi di beberapa titik di Kapanewon Prambanan, Mlati hingga wilayah Sleman bagian barat.

“Tentunya kondisi ini akan berpengaruh pada mundurnya masa panen. Tapi, harapannya bisa tetap lancar sehingga hasilnya tetap bisa dioptimalkan,” katanya.

Ia mengakui, saat sekarang sudah mulai turun hujan sehingga dapat dimanfaatkan para petani untuk persiapan masa tanam yang baru.

“Harus cepat digarap untuk memenuhi target tanam yang sempat mundur karena kemarau panjang,” katanya.

Sebelumnya, salah seorang petani di Kalurahan Tambakrejo, Tempel, Sleman, Fauzan mengatakan, di akhir November para petani di wilayahnya sempat senang karena hujan sudan turun.

Upaya persiapan masa tanam mulai dilakukan dengan menyemai benih padi.

Namun memasuki pertengahan hingga akhir Desember hujan menghilang. Kondisi ini berdampak terhadap tanaman yang dimiliki petani.

Menurut dia, masa tanam kali ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya, di akhir tahun sudah ditanam, tetapi sekarang masih dalam proses penyiapan lahan.

“Ketiadaan hujan sangat berpengaruh. Beruntungnya masih ada aliran air dari Kali Jalakan untuk mengolah lahan, meski harus berbagi dengan petani lain,” katanya.

(Red/Surya)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *