Petani di Hutabayu Raja Keluhkan Keberadaan Pupuk Bersubsidi

  • Whatsapp

SIMALUNGUN – Petani mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi di Kecamatan Hutabayu raja Kab.Simalungun Sumatera Utara dengan kebutuhan pupuk tersebut terus meningkat bagi para petani.

“Hanya sebagian kelompok tani yang mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi. Sedangkan kelompok tani lainnya sudah lama tidak dapat, termasuk kelompok tani saya,” kata Ketua Kelompok Harum Mulia, Endra di Nagori Manrayap Bayu, Kecamatan Hutabayu Raja, Selasa (11/01/2021).

Read More

Selain itu, dia mengeluhkan ditambah lagi saat ini terlalu banyak persyaratan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi seperti harus pakai KTP dan pakai syarat lainnya

“Kalau pupuk diserahkan langsung ke petani, tidak sesulit sekarang, harus pakai kartu. Sementara banyak petani yang tidak paham penggunaan kartu itu karena latar belakang pendidikan, kami menduga ada main mata didalam pengelolaan pupuk subsidi,” kata dia.

Menurutnya, keberadaan pupuk subsidi seolah-olah langka karena tidak adanya keterbukaan dalam penyaluran. Untuk itu dia berharap pemerintah benar – benar terbuka kepada petani soal penyaluran pupuk tersebut.

Dia juga mengatakan terkait keluhan petani soal kelangkaan pupuk ini, sudah sering disampaikan kepada PPL( Penyuluh Pertanian Lapangan), namun tetap tidak ditemukan solusinya dan pupuk masih langka.

“Berdasarkan informasi yang kami dapatkan pupuk dari pusat tidak pernah berkurang, tetapi kenapa tidak pernah sampai ke petani,” ucapnya.

Selain itu, dia mengatakan luas lahan di Nagori Manrayap Bayu terus mengalami pengurangan disebabkan banyaknya lahan yang dipakai untuk pembangunan rumah.

Dia juga menyebutkan saat ini pupuk subsidi dinagori itu  sangat langkah padahal pembagian pupuk subsidi sesuai RDKK.

“Infonya kemarin sudah turun pupuk ke Pengecer namun sampai saat ini Kelompok Harum Mulia belum pernah menerimanya dari pengecer, setiap anggota menannyakan  pupuk subsidi pengecer mengatakan sudah habis,”tukasnya.

Wagiman serta petani lainnya mengaku kesulitan dalam merawat tanaman mereka karena harga pupuk terus naik. Seperti harga pupuk nonsubsidi bisa mencapai Rp450 – Rp500 ribu per karung.

Sementara pupuk yang disubsidi berupa pupuk ures hanya Rp135 ribu, poska Rp150 ribu, SP36 Rp145 ribu per karung.

“Sementara semenjak pandemi COVID-19 ini para petani juga terdampak, hasil panen yang kami jual murah semua. Kami berharap pemerintah betul-betul serius memperhatikan nasib petani,” ujar Wagiman.

UPTD Pertanian Hutabayu Raja Zamruddin saat dimintai tanggapannya terkait sulitnya para petani di Nagori Manrayap Bayu mendapatkan pupuk subsidi mengatakan agar bertanya kepada ketua asosiasi.

“Tanya ketua asosiasi saja pak, saya kurang paham itu ketua asosiasi lebih paham, mereka lebih tahu  terkait pembagiannya,” Ucapnya melalui telepon seluler .

Ketua asosiasi lebih paham sebutnya melalui telepon seluler.

Hingga berita ini dikirim kemeja redaksi ketua asosiasi pupuk Kec.Hutabayu Raja Edu Sitorus tidak dapat dimintai keteranganya.

( Antoni.S)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *