Pertemuan Tanpa Rencana Briliant Man Prof. Budi Rektor Institut Teknologi Kalimantan Dengan Ustadz Miftah Cool & Istri Elma Saskia, SPd
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (sains atau ilmu pengetahuan).” (QS. Ar-Rahman: 33).
Sebuah pengalaman langka pertemuan yang terjadi antara Prof. Budi Santosa Purwokartiko Rektor ITK dengan seorang pendakwah nasional asal Medan Ustadz Miftah Cool yang berdomisili di kota Medan.
Begitulah kalimat yang tersampaikan dari Prof. Budi ketika pertama kali berjabat tangan dengan Ustadz Miftah & istrinya Elma Saskia, Spd.
Momen langka ini karena sebelumnya memang tidak pernah bertemu dan hanya terjadi interaksi yang sangat jarang di facebook. Ustadz Miftah mengisahkan.
Ustadz Miftah pun tak menyangka setelah mendapatkan informasi dari Prof. Budi bahwa beliau berada di Medan melalui WA. Usut punya usut ternyata mertua beliau adalah orang Medan yang bermarga Sinaga. Cerita Ust. Miftah.
Pertemuan cukup seru dan syahdu, banyak obrolan-obrolan yang bernarasi ekspositoris sehingga tak terasa pagi itu terlalu cepat dan waktu itu terasa terpendekkan hingga 2 jam lebih bercerita begitu asyik dan eksotik karena obrolan-obrolan yang terlontar seputar paradigma sains dan perkembangan teknologi.
Yang menarik kata Ustadz Miftah, Prof. Budi sebagai rektor membuat istilah pesantren kebangsaan di kampusnya di mana pesantren ini membahas dan mengedepankan hal-hal yang bersifat kebangsaan dan kebhinekaan.
Nampak sekali bahwa beliau sosok dan seorang tokoh yang cinta tanah air, cinta merah putih dan sangat kuat rasa kebhinekaannya. Ini yang terus dijadikan oleh beliau sebagai legacy untuk para anak didiknya.
Beliau menginginkan mahasiswa/i-nya di ITK menjadi insan-insan yang open-minded tanpa melihat background mereka, mau dari suku apa, etnis apa, agama apa pun, selagi dia warga Indonesia semua harus maju dalam bidang sains dan teknologi.
Terkenang dengan ungkapan Ibnu Rusyd, “Apabila kita menemukan kebenaran dari mereka yang berbeda agama dari kita, mestinya kita menerima dengan gembira dan menghargainya.”
Rektor ITK ini terkenal sangat ramah, sederhana dan dermawan. Penulis mengecek historis beliau, dari berbagai media dan sumber ternyata pak Budi ini banyak membantu mahasiswa/i-nya yang punya keterbatasan biaya untuk melanjutkan kuliah.
Tak jarang melalui kantong pribadinya, beliau membantu dan berderma untuk kemajuan pendidikan sains di tanah air. Beliau yang pernah kuliah di luar negeri, menancapkan cita-citanya kepada anak didiknya agar kebaikan, kemajuan dan kejayaan sains dan teknologi di luar negeri itu dapat ditiru oleh para mahasiswa dan mahasiswi. Mereka harus haus ilmu dan wawasan serta jangan berhenti belajar untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan.
Beliau tidak ingin masyarakat Indonesia puas dengan segala yang sudah ada, hanya berkutat di suatu wawasan yang terbatas atau itu-itu saja. Masyarakat Indonesia harus menggunakan daya nalar dan akalnya untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan. Kesempitan dalam berpikir itu berbahaya sekali dan bacaan yang terbatas itu bisa merugikan diri sendiri dan banyak orang jika itu dianggap satu-satunya kebenaran. Terang Prof. Budi.
Istri Ustadz Miftah pun sangat bahagia dan benar-benar senang bisa bertemu dengan seseorang yang brilian man. Sebagai pendidik di Carnegie School dan kampus Institut Teknologi & Bisnis Carnegie (ITBC), Elma Saskia merasakan aura positif dan energi yang baik saat bertemu dengan seorang Rektor yang mengepalai kampus yang fokus disiplin keilmuannya adalah sains dan teknologi. Dia berharap kiprah-kiprah kesuksesan Prof. Budi menular terhadap dirinya.
Pertemuan ditutup oleh sajian nasi goreng yang disajikan oleh abang ipar Prof. Budi. Beliau berhari raya selama seminggu di kota Medan setelah 2 tahun karena covid melanda tertunda pulang kampung ke rumah mertua.
Penulis: Redaksi