SERDANG BEDAGAI ~ Ribuan masyarakat nelayan, tani mangrove dan unsur masyarakat lainnya di pantai cermin menggelar aksi penanaman bibit mangrove di dusun 1 desa pantai cermin kanan kecamatan pantai cermin.Aksi Masyarakat menolak adanya alih fungsi hutan mangrove, mengurangi dampak banjir dan kerusakan ekosistem alam pesisir.
Kegiatan penanaman bibit mangrove yang dilakukan masyarakat ditolak oleh pihak pengelola PT KWPC atau (Kawasan wisata pantai cermin), dengan menutup jalan masuk masyarakat untuk penanaman mangrove.
Muspika pantai cermin yang hadir di lokasi rencana penanaman tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat untuk membukakan pagar kawasan hutan lindung yang sudah digunduli pihak PT KWPC yang mengklaim adanya pengalihan fungsi kawasan.
“Mohon maaf, tidak bisa saya laksanakan terkait proses pemanfaatan kawasan, karena ada konstitusi yang lebih tinggi dari kecamatan, yaitu konstitusi dari pengadilan,provinsi, serta kabupaten.” Jelas camat pantai cermin, M H ,Selasa (27/12/2022)
“Saya bukan tidak mendukung, saya mendukung apabila jelas regulasinya atau undang-undangnya boleh untuk di pertanamkan, kalau ini menjadi hak masyarakat tempuh ke jalur pengadilan,” pungkas camat kepada massa aksi.
Tidak diizinkannya masyarakat masuk ke lahan hutan mangrove, masyarakat melakukan penanaman mangrove di depan pagar masuk di pinggir jalan kawasan.
Di lain pihak koordinator aksi menyampaikan bahwa penanaman mangrove di anggap resmi. Berdasarkan Peta Kawasan hutan SK 579 Sumatera Utara. Lokasi yang dirancanakan untuk penanaman merupakan kawasan hutan lindung.
“Tolong jelaskan kepada kami bahwa penanaman ini tidak resmi, Penanaman ini di lakukan berdasarkan Peta resmi, peta itu menyatakan lokasi ini adalah hutan lindung,” jelas Syahril ketua koordinator aksi kepada awak media.
“Kepada para wartawan, aktivis tolonglah kami. Tolong sampaikan kepada pak Jokowi,” pungkas Syahril di hadapan awak media.
Sampai aksi penanaman berakhir pihak pengelola PT KWPC tidak ada yang memberikan komentar.
(Boy)
