MEDAN – Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya Dia Maha Baik lagi Maha Pengasih.” (QS. Ath-Thur : 28).
Pada khutbah Jumat 09 Oktober 2020 kali ini saya Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA tim koordinator bidang keagamaan Sahabat Dr. Sofyan Tan untuk Bobby-Aulia menyampaikan khutbah di Masjid Al-Ikhlas Pringgan tentang kebaikan Allah.
Allah Tuhan yang Maha Baik dalam Asma’ul Husna (nama-nama Allah yang indah) disebut Al-Barru. Syeikh Al-Harari dalam kitab Hada’iqur Ruuhi War Raihan menyebutkan kata tersebut berasal dari kata al-barr yang artinya daratan. Dinamakan demikian karena kebaikan Tuhan meliputi daratan.
Tentu saja kita dapat melihat bahwa kebaikan-Nya meliputi alam terutama di daratan yang dapat kita temukan seperti tumbuh-tumbuhan yang bisa kita makan dan sebahagiannya lagi menjadi hiasan bumi agar hidup menjadi damai dan plong menyaksikan pepohonan dan dedaunan.
Di atas tanah kita juga mendirikan berbagai fasilitas domisili seperti tempat tinggal, perusahaan, sekolah, kantor, gedung, mall dan lain sebagainya. Semua ini adalah datang dari kebaikan Allah.
Dalam sebuah Hadits disebutkan, “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik. (HR. Muslim).
Agar kita menerima kebaikan Allah kita harus menjalankan kebaikan di mana pun berada. Itu take and give yang lumrah. Jadi orang yang baik itu, tidak menyebarkan fitnah atau hoax, tidak mengadu domba, tidak menyakiti orang lain.
Insya Allah jika kebaikan kita lakukan tulus dan bersungguh-sungguh maka kehidupan yang baik penuh kenikmatan akan kita dapatkan sebagaimana dalam firman Allah :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97).
Selain itu pula, Allah yang Maha Baik itu kata Imam Al-Qurthubi dalam Tafsirnya Al-Jami’ Li Ahkamil Quran adalah Tuhan yang memperlakukan hamba-Nya dengan lembut (lathifun bi ‘ibadihi).
Kelembutan selalu menyapa ke tengah-tengah kita seperti, menurunkan air hujan dengan air itu kita merasakan kesejukan dan dengan air tersebut kita dapat melepas dahaga menghilangkan haus. Sungguh kebaikan yang tak bisa kita ciptakan. Semua begitu ajaib dan tersedia.
Untuk mengimplementasikan kebaikan Tuhan, dengan internalisasi kita juga harus berbuat kebaikan dan menyebarkan kebaikan kepada siapa pun itu wajib hukumnya.
*Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S Hi. MA (Penulis adalah tim koordinasi bidang keagamaan Sahabat Dr. Sofyan Tan Untuk Bobby-Aulia).