JAKARTA – Mega-tsunami dikatakan akan terjadi. NYPost menulis hal ini akibat cairnya gletser di Alaska, Amerika Serikat (AS).
Bahkan, para ahli yang prihatin mengklaim peristiwa bisa terjadi dalam 12 bulan ke depan. Jika bukan segera, ilmuwan memprediksi mega tsunami akan datang dua dekade mendatang.
Menurut media AS itu, surat terbuka sudah diberikan para ilmuwan ke Departemen Sumber Daya Alam Alaska (ADNR) Mei 2020. Area yang disebut ‘berbahaya ‘ adalah Prince William Sound di sepanjang pantai selatan Alaska AS.
Wilayah ini telah mengalami penyusutan gletser yang menyebabkan ketidakstabilan di lereng gunung Barry Arm. Mencairnya es akan memicu longsornya batuan yang tak stabil.
“Kami, sekelompok ilmuwan dengan keahlian dalam perubahan iklim, tanah longsor, dan bahaya tsunami, telah mengidentifikasi ketidakstabilan di atas kaki Gletser Barry di Barry Arm … yang berpotensi … menimbulkan tsunami,” ujar kata ilmuwan, dikutip Selasa (20/10/2020).
“Kami yakin tsunami yang diakibatkan oleh tanah longsor ini mungkin akan terjadi dalam tahun depan, dan kemungkinan besar dalam 20 tahun.”
Ini juga bisa membahayakan baik nelayan ataupun wisatawan. Apalagi Prince William Sound adalah daerah terpencil namun sering dikunjungi kapal-kapal termasuk kapal pesiar.
Para peneliti menyebut longsor akan memicu gelombang raksasa tak cuma di Alaska tapi juga di Greenland. Sebelumnya akibat longsor di Taan Fiord, wilayah lain gletser Alaska, tsunami mencapai 633 kaki (sekitar 192 meter).
Barry Arm memiliki lereng lebih besar. Potensi tsunami diprediksi lebih dari itu.
Sementara itu, ahli geofisika dari Ohio State University mengatakan kepada NASA Earth Observatory bahwa sulit mempercayai angka-angka itu pada awalnya. Namun berdasarkan sejumlah hal, bisa saja puing yang dilepas Barry Arm lebih banyak.
“Berdasarkan ketinggian endapan di atas air, volume tanah yang tergelincir, dan sudut kemiringan, kami menghitung bahwa keruntuhan akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing dan 11 kali lebih banyak energi,” ujar Chunli Dai, dikutip dari media yang sama.
Pemantauan hingga kini terus dilakukan para ilmuwan. Guna melihat sinyal peringatan dini longsor dan tsunami yang mungkin bisa terjadi.(Red/CNBC)