BATU BARA — Pesta Tapai salah satu tradisi suku Melayu khususnya yang berada di Pesisir, Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi,Batu Bara. Kapolres Batu Bara bersama Pejabat Utama Polres Batu Bara, sambangi para penjual tapai pulut dan lemang sekaligus Bakti Sosial menyalurkan bantuan sembako, dan penali kasih dari Kapoldasu Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak. Rabu (24/03/2021).
Bantuan sembako diberikan kepada pedagang yang kurang mampu, sekedar untuk meringankan beban para pedagang tapai dimasa pandemi covid – 19.
Kapolres Batu Bara, AKBP Ikhwan Lubis, mengatakan, kunjungan sekaligus bakti sosial dan memantau kamtibmas di Desa Dahari Selebar, Talawi.
“Ternyata para pedagang dan pengunjung masih taat dengan mematuhi protokol kesehatan, dan ini kita apresiasi,”ungkap Kapolres Batu Bara.
Lanjut Kapolres, pesta tapai adalah salah satu tradisi warga Melayu dalam menghadapi bulan Ramadhan dan ini dilakukan setiap tahunnya, jelas AKBP Ikhwan.
Pesta yang dimaksud bukan seperti pesta hajatan, karena tidak terlihat kerumunan masa di lokasi, ternyata warga berjualan tapai dan lemang di sepanjang jalan Desa Dahari Selebar, bukan di satu titik saja, ujar Ikhwan Lubis sambil mencicipi tapai pulut yang lezat.
Salah seorang pedagang tapai, Maimunah (54) warga setempat, merasa bersyukur atas bantuan Kapoldasu yang diberikan Kapolres Batu Bara, semoga Kapoldasu dan Kapolres diberikan kesehatan, dan apa yang diinginkannya tercapai, ucapnya dengan spontan.
Pesta tapai ini adalah tradisi Wangsa Melayu khusus di Desa Dahari Selebar. “Sejak tahun 1945 nenek kami sudah melakukan ini, selama 21 hari dibulan Syakban, sampai magang (potong lembu -red) tiga hari jelang Ramadhan,” jelasnya.
Pada jaman itu, nenek kami berjualan menggunakan lampu Panjut (obor – red), karena pada masa itu belum ada listrik, dan sekarang kami lah sebagai penerusnya, ulas Maimunah.
Ketika masuk Ramadhan kami sudah punya bekal untuk beli buka’an puasa, dari hasil jualan tapai dan lemang, berharap di bulan Ramadhan bisa khusuk menjalankan Ibadah Puasa, terang Maimunah.
Maimunah juga mengakui kalau omset penjualan di masa pandemi covid – 19 jauh berkurang, bahkan menurun sampai 30 – 40 persen, namun itu semua kami syukuri aja, tuturnya dengan nada lesu.
Satu bungkus tapai yang berisi lima buah tapai dijual dengan harga 5 ribu, satu batang lemang 15 ribu, “kami berjualan dari pukul 15.00. WIB, sampai 22.00.WIB, kalau lagi ramai bisa dapat untung 75 ribu sampai 100 ribu, kan lumayan pak untuk bantu belanja,” ungkap Munah polos.
Semoga Pemerintah Batu Bara mau membantu kami modal untuk berjualan, dan bantu kami untuk publikasi agar banyak pembeli datang kedesa kami, harap Maimunah.
Pantauan wartawan dilapangan, para pengunjung yang datang membeli tapai dan lemang, tidak hanya dari Batu Bara saja, namun banyak juga dari kabupaten tetangga, seperti, Asahan, Simalungun, Tebing Tinggi dan Sergai. (Martua)