Foto : Pertandingan terhenti akibat Lapangan Disporasu yang bocor
Medan – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatra Utara menjadi sorotan karena telah menghabiskan anggaran pembangunan dan renovasi sarana olahraga hingga 811 miliar rupiah, pesta olahraga multi-event empat tahun sekali itu dinilai berantakan.
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara yang berlangsung pada 9-20 September 2024 menjadi sorotan publik.
Penyelenggaraan PON XXI di dua provinsi itu menuai kritik lantaran fasilitas, kesiapan venue pertandingan, dan akomodasi atlet yang tak sesuai dengan harapan.
Sejumlah kejadian memalukan tak dapat dihindari seperti atap GOR Futsal di Deli Serdang yang bocor saat pertandingan berlangsung, akses jalan berlumpur saat atlet menuju GOR Bola Voli Indoor Sumut, dan aksi adu jotos usai pertandingan sepak bola putri di Stadion Mini Pancing Deli Serdang.
Belum lagi kejadian-kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi seperti kegagalan tim kriket Sumut meraih medali emas karena faktor non teknis, yaitu keterlambatan menjemput atlet ke lapangan.
Kondisi yang tak jauh beda juga terjadi di PON wilayah Aceh. Antara lain terhentinya pertandingan cabor sepak bola putra karena Stadion Blang Paseh Sigli tergenang air akibat guyuran hujan beberapa jam sebelumnya.
Satu “persoalan genting” yang dikeluhkan seluruh atlet di dua provinsi – Sumatera Utara dan Aceh – adalah konsumsi.
Ketua Panitia Akui Ada Kekurangan
Penjabat Gubernur Sumut sekaligus Ketua Panitia Besar (PB) PON Wilayah Sumut, Agus Fatoni, tak menampik adanya kekurangan dan keterbatasan dalam penyelenggaraan PON XXI.
Namun mereka memastikan wilayah Sumut telah dinyatakan siap untuk menjadi tuan rumah PON XXI.
“Menjelang pelaksanaan ini ada Mabes Polri memeriksa semua venue. Ada risk management, dicek satu per satu apa risikonya dan yang harus dilakukan.
Itu yang kami benahi. Kesimpulannya di Sumut secara umum sudah siap semuanya. Namun ada yang harus dilengkapi. Kami juga menyiapkan antisipasinya kalau terjadi apa-apa,” kata Fatoni di Medan, Rabu (11/9).
Kemudian, Fatoni juga menanggapi soal akses jalan menuju GOR Bola Voli Indoor Sumut yang viral di media sosial lantaran dalam kondisi tergenang air dan becek.
“Itu seperti yang saya sampaikan (GOR Bola Voli) selesainya Desember 2024 sesuai kontrak dan baru dimulai (pembangunan) bulan Juli.
Itu (jalan becek) di bagian belakang memang belum siap dan terjadi hujan. Kalau dari depan sudah siap,” ungkapnya.
Kendati kesiapan sarana dan prasarana PON Aceh-Sumut banyak dikritik. Namun Fatoni tak terima jika gelaran PON Aceh-Sumut dikatakan sebagai yang terburuk dalam sejarah pesta olahraga terbesar yang diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia.
“Kalau dibilang yang terburuk dari seluruh PON saya kira itu tidak fair, ada kelebihan tapi kekurangannya pasti ada.
Jadi bisa dilihat objektif dan melihat langsung mana kala ada kekurangan disampaikan ke kami dan akan dilakukan perbaikan,” ujarnya.
Keluhan soal kesiapan venue pertandingan PON XXI disampaikan oleh pelatih Tim Voli Putra Jawa Barat, Samsul Jais. Mereka harus berlatih di GOR Bola Voli yang belum rampung. Tak tanggung-tanggung mereka harus mengepel lapangan terlebih dahulu saat berlatih di GOR Bola Voli Sumut Indoor.
“Kami berlatih harus mengepel dahulu dan fasilitas (kamar mandi) enggak ada. Tapi saya menginstruksikan dengan situasi apa pun Jawa Barat tetap fight dan memberikan yang terbaik,” kata Samsul, Selasa (10/9).
Menurutnya, PON XXI tak sesuai dengan ekspektasi lantaran sarana dan prasarana venue pertandingan jauh dari harapan. “Kami berasumsi bahwa ini multi-event yang dilaksanakan empat tahun sekali tentu wah, tapi kenyataannya semua khalayak bisa melihat. Sarana dan prasarana ya selama ada PON digelar di Indonesia mungkin (baru) kali sekarang (kondisinya) seperti ini,” ucap Samsul.
Kendati demikian, Samsul tak mau ambil pusing dan lebih memilih untuk fokus dengan persiapan timnya meskipun adanya keterbatasan sarana dan prasarana di GOR Bola Voli Indoor Sumut. “Dengan situasi apa pun kami sudah menguasai medannya. Atmosfer di sini kami sudah tahu dengan segala keterbatasan ini, itu bukan urusan Jawa Barat. Itu urusan panitia,” tandasnya.
Anggaran Miliaran Rupiah
Untuk di Aceh saja, ada 18 venue yang dibangun, direhabilitasi dan direnovasi dengan nilai anggaran mencapai Rp 811 miliar. Venue ini berada di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Tengah.
Sementara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatakan mengalokasikan sekitar Rp 516 miliar lainnya untuk menyukseskan pelaksanaan PON di dua provinsi, baik untuk pertandingan dan kebutuhan panitia, hingga upacara pembukaan dan penutupan.
PON XXI 2024 menjadi pesta olahraga pertama di tingkat nasional yang dilaksanakan di dua provinsi yaitu Aceh dan Sumut. Ada 65 cabang olahraga, 87 disiplin, dan 1.042 nomor pertandingan yang dilangsungkan antara tanggal 9-20 September.
Upacara pembukaan diselenggarakan di Aceh, sementara upacara penutupan akan dilakukan di Sumatera Utara.
[Sumber Voa/Red]
.