BATU BARA — Nasib pilu dialami Nek Ngatinem seorang janda yang hanya berpenghasilan Rp 10.000 perhari dari membuat pisang sale.
Nek Ngatinem turut merasakan hiruk pikuknya mengais rezeki ditengah pandemi covid-19 ini. Janda beranak lima ini harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Anaknya yang kebetulan tinggal bersebelahan dengan rumahnya pun tidak mampu untuk berbuat banyak, sebab perekonomiannya pun masih tergolong pas-pasan.
Nek Ngatinem saat ngobrol dengan Wartawan dan para tetangganya
Saat dikunjungi Wartawan, Nek Ngatinem menceritakan kisah pilunya setelah ditinggal suaminya sekitar 6 bulan yang lalu.
“Dulu sewaktu kakek masih hidup, kami sehari-harinya mencari lidi dari sawit, sekarang udah gak bisa lagi. Jadi cuma buat pisang sale ini aja. Kakiku pun sudah sering sakit-sakitan jadi gak bisa kalau harus dibuat kerja lama-lama. Bisa dapat Rp 10 ribu perhari saja sudah Alhamdulillah sekali pak,” ujarnya.Senin(1/1/2021)
Lebih lanjut diceritakannya, Nek Ngatinem hanya sebatas membuat dan mengeringkan pisang saja.
“Jadi nenek cuma mengolah pisang yang sudah tua, kemudian di press (dengan alat manual yang dimilikinya) dan kemudian menjemurnya setelah itu langsung dijual ke agen,” ujarnya.
Tinggal dengan kondisi rumah yang cukup memprihatinkan tidak membuat Nek Ngatinem menjadi patah semangat.
“Kalau hujan, airnya banyak masuk juga pak. Walaupun gitu ya saya tetap bersyukur pak, masih ada tempat tinggal. Dan yang lebih untungnya lagi, ada anak saya yang tinggal dekat dengan saya, jadi ada yang nengok-nengok saya disini,” tambahnya. (Martua)